Jumat, 18 Juni 2010

Dreaming on... Go head


Sekedar mencari penghiburan atas sakit yang ku buat sendiri.

Aku bermimpi, kau datang ke rumahku dalam waktu dekat ini. Memohon restu pada ibu-bapakku untuk menyuntingku.
Ya Allah, mungkin aku bermimpi, tapi kau datang dengan senyummu dan berkata "Maukah kau menjadi istriku, menamani sisa umurku, bersama, berdua." Sejenak aku terdiam, karena ini adalah harapan yang menjadi kenyataan namun mulai terdengar ragu "ternyata aku belum mengenalmu, belum tahu karaktermu, karena selama ini hanya memujamu dari kejauhan'. Kau tersenyum kembali, dan menggapai jemariku, "Yakinkah kau, dek" Panggilan yang sekarang sering kau panggil untukku saat ini.
Ya, dia adalah pribadi yang selama ini aku kagumi dan kdoakan kan menjadi pendampingku> Dia datang saat kegalauan melingkupi hati saat berada dipersimpangan dan menunggu dia akan menjemputku.
Sambil tersenyum, aku menganggukkan kepala tanda setuju. Masih sedikit kaget, ragu dan tidak percaya. Dia bilang ia akan menikahiku saat ulang tahunku tahun ini, sebagai hadiah atas kepercayaanku padanya, untuk mewujudkan impianku dan harapanku untuk berbagi cinta saat idul fitri nantinya.
"Tidak menyesalkah, dek? Kamu akan sering kutinggal, sendirian di rumah. Kamu masih boleh bekerja tapi jangan sampai kau sakit. Isi waktumu dengan bermanfaat, tunggu aku baik-baik sebelum kepulanganku"
Argh... rasanya melayang, senyum yang begitu mengagumkan itu kelak akan menjadi milikku seorang. Seperti yang pernah aku bilang, sungguh aku mau mengganti semua yang kunikmati saat ini hanya untuk bersamamu. Akan kukubur keinginan keliling dunia sendiri dan ku ganti untuk menemanimu menikmati daerah-daerah jauh. Akan kuturuti maumu untuk berada bekerja di rumah, sekedar menjadi penulis atau menjadi guru bagi anak-anak SD di sekitar lingkungan.
Bukan karena hartamu, karena tampanmu ataupun karena keluargamu, hanya karena dirimu. Tanpa syarat apapaun.
"Dek sudah Magrib, ayo kita shalat" Humm... suara itu terdengar begitu merdu, ajakan yang begitu aku rindukan. Sehabis sholat kucium tangannya.
Apa yang kauinginkan tanyanya. Apakah kau menginginkan pesta akbar atau pakaian berharga jutaan tanyanya. "Tidak mas, aku hanya menginkanmu, cukup dengan acara sewajarnya dan keberadaan tema-teman kita. Tak perlu pakaian berharga jutaan, aku hanya mau kau disisiku" Jawabku sambil tersipu malu

Humm... sekali lagi hanya sebuah mimpi sebagai pengobat hati. Berharap dan berdoa untuk kenyataannya.
Miss you as always 'Langit'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar