Rabu, 29 Desember 2010
Hitung-Hitung Hari
Luar biasa...
Mengerogoti pelan-pelan, menyulitkanku untuk bernapas
Bersabar saja,
Pelan-pelan kita hitung waktu yang berlalu
Satu, dua, tiga, empat, lima
360 jam lagi
Akan terlewatkan darat dan samudera
Kan kugenggam erat saat kau datang
Kupeluk jka memang terizinkan
Kusampaikan pada ombak yang datang dan pergi sore yang lalu
Ku merindukanmu sangat
Terjebak dalam tiap canda dalam 2500 meter perjalanan kita
Dua hari ini
Masih belum terbiasa ditinggal sendiri
Selasa, 28 Desember 2010
-kangen-
baru tahu kalu kangen itu bisa menyerang ulu hati
tak tenang
merasa jarak yang membentang begitu jauh
mulai mengiba kenapa sinyal tak sampai kemari
hmm.... kangen itu tidak baik buat kesehatan sepertinya
cepat pulang, cepat kembali. Semoga laut tenang dan malam tak lagi sepi
bagai sungai yang mendamba samudera, disanalah aku kan bermuara
Senin, 27 Desember 2010
Rasa
Saya punya rasa
Saya punya hati
Saya berlogika
Dan saya mampu menilai
Tidak bisakah anda menghargainya???
Saya punya hati
Saya berlogika
Dan saya mampu menilai
Tidak bisakah anda menghargainya???
Minggu, 26 Desember 2010
Pelangi di Karas
Kadang-kadang kita tidak menyadari ternyata menemukan kebahagian itu mudah sekali. Seperti pagi ini, sembari menunggu sepeda yang mau kupinjam aku duduk di depan mess. Subhanall sepagi itu ada sebuah pelangi di langit barat. Itulah hebatnya Karas, betapa seringnya menemukan pelangi disini, diikuti dengan langit biru dang udara yang begitu bersih. Subhanalla, saat itu juga ucap syukur karena dadaku langsung terisi dengan kebahagian.
Berangkat ke kantor dengan diiringi lagu-lagu Lenka, dan saat melihat ke selatan terlihat air laut yang berwarna keemasan dan burung-burung putih yang terbang. Busyet dah, tiada habis Allah menciptakan keindahan ini. :)
Dan tiba-tiba terlintaslah ide sedikit nyeleneh, gimana rasanya ya kalo nikah di pantai waktu sunset. Huaaa... pasti keren banget *mbayangin sama ngences-ngences =P
Yang dateng gak usah banyak-banyak deh, keluarga dan sahabat aja. Bis itu baru kalo uangnya gak cukup resepsinya di rumah atau di gedung yang tersedia. Hahaha, mungkin gak ya. Secara kan kalo akad nikah muslim kan harus pake duduk. Bisa ah, tinggal pasang gazebo aja. Bis itu foto2 deh. Kalo gak tenda putih satu aja buat pengantinnya. Hmm... terus nikahnya sebelum magrib tuh, bis itu bisa magrib berjamaah. Ribed gag sih???? Kikiki
Yah gag papalah, bermimpi kan gak bayar. Membayangkan suasana yang begitu romantis ditemani oleh orang yang akan dicintai seumur hidup dan keluarga terkasih. Jadi siapa tahu bisa terwujud. Dapet suami yang mau mewujudkan mimpi ini. hehehe
Amin
Inpired by beach on Karas
Pembentuk Cinta
Mario Teguh
Keinginan adalah pembentuk cinta.
Pribadi yang sehat, berhati baik,
cerdas, berbudaya, bermimpi besar,
berharapan kuat, dan pekerja keras –
...adalah pribadi yang mudah diinginkan
untuk dimiliki oleh jiwa-jiwa sendiri
yang merindukan kehidupan
dalam kebersamaan yang
penuh kenikmatan dan keindahan.
Pribadi seperti itu menjadi lahan
jatuhnya cinta,
yang diimpikan untuk dimiliki.
Cinta harus memiliki.
Mario Teguh
Keinginan adalah pembentuk cinta.
Pribadi yang sehat, berhati baik,
cerdas, berbudaya, bermimpi besar,
berharapan kuat, dan pekerja keras –
...adalah pribadi yang mudah diinginkan
untuk dimiliki oleh jiwa-jiwa sendiri
yang merindukan kehidupan
dalam kebersamaan yang
penuh kenikmatan dan keindahan.
Pribadi seperti itu menjadi lahan
jatuhnya cinta,
yang diimpikan untuk dimiliki.
Cinta harus memiliki.
Mario Teguh
Kamis, 16 Desember 2010
Cinta
Sang pengembara bertanya tentang cinta padaku... Aaah sepertinya tidak pernah bosan bertanya tentang cinta. Cinta buat aku begitu mudahnya, cinta itu senja, cinta itu angin, cinta itu laut.
Mungkin aku terlalu mudah mendefinisikan cinta, tapi buat apa begitu sulitnya hingga menyusahkan diri sendiri.
Cinta itu tersebar luas di angksa, terhirup di udara tereguk di air. Tentu saja cinta Tuhan berbeda dengan cinta manusia, tapi cinta Tuhan terasa dalam cinta manusia.
Karena kasih Allah, kita bisa mencintai manusia, kita bisa merasakan rasa sayng kepada mereka.
Cinta itu indah, cinta itu kadang menyakitkan. Cinta juga bisa menjadi nafsu. Yah itulah cinta manusia... Aaaahh kalau saja pengembara bisa merasakan ribuan cinta yang terserak di sekitarnya.
Bersyukur karena aku masih bisa merasakan cinta dan memunguti serpihannya. Terimakasih matahari, terimakasih langit untuk smeua cinta yang pernah ada padaku. Terimakasih Allah karena kau beri cinta, kau pertemukan aku dengan samudera dan senja.
Untuk samudera yang begitu menenangkan, untuk samudera yang selalu penuh cinta padaku. Segera pulang untuk bertemu dnegan samudera dan menikmati senja.
Senin, 13 Desember 2010
Karena Cinta itu Memberi
Hasil berdiskusi dengan salah satu teman kesukaanku, ditemani dua loyang Pizza dan semangkuk pasta. Bertukar cerita selama satu bulan terakhir dan kami membicarakan tentang cinta. Yah lagi-lagi tentang cinta. Hal yang masih terasa absurd buat kami.
Sahabatku itu menceritakan tentang betapa nyamannya ia bersama lelaki yang sedang menemaninya saat ini. Betapa ia menyukai hal-hal konyol yang sering ia perbuat dan betapa hati mereka mengarah satu sama lain.
Ya... karena kita tidak pernah menduga akan jatuh cinta dengan siapa, dari suku mana, berlatar belakang apa atau dari usia berapa. Ada beberapa fase yang menyebabkan kita jatuh cinta, salah satunya kebiasaan. Kebiasaan memperhatikan, kebiasaan diperhatikan, biasa melihat, biasa tersenyum sehingga itu akan meningkat menjadi kebutuhan. Terbiasa mendapatkan ucapan selamat pagi darinya, membangunkannya di pagi hari. Terdengar biasa namun menyenangkan. Dan kami berdua tertawa mengingat hal-hal kecil itu. Mengingat betapa sederhananya keinginan kami. Hanya ingin saling berbagi tawa dengan mereka yang kami suka.
Dan cinta itu memberi, saat kamu memberi lebih banyak kamu akan mendapatkan lebih banyak. Bukan hanya masalah cinta-cintaan dengan pasangan saja, tapi juga cinta untuk dunia. Mungkin terkadang cinta yang kamu berikan terlalu banyak hingga ada yang mabuk karenanya dan kaupun ditinggalkan. Namun itu hanya sementara karena akan ada waktunya kamu menerima kelimpahan cinta. Belajarlah memberi untuk menerima lebih banyak. Jangan menghitung, karena cinta tidak untuk dihitung, karena cinta tidak untuk diukur. Bayangkan jika cinta tertinggi oleh Sang Maha Pencinta terukur, atau kasih ibu terbatas.
Ya, sahabatku itu bercerita awal mula kisahnya hanya dari keisengannya meperhatikan lelaki itu, dan kurasa itu bukan karena kebetulan. Hati itu dipilih, hati selalu tahu kemana ia akan berlabuh. Jika itu kebetulan, tidak mungkin mereka baru dekat setelah sekian lama saling mengenal. Itu pula yang kupikirkan, pelajaran baru... cinta itu memberi. Tidak ada yang salah saat kamu memperhatikan orang yang kau sukai. Namun jangan berharap lebih.
" Alirkan saja rasa itu, karena cinta itu mengalir. Dia bergerak dengan gravitasi. Jika cinta berhenti maka ia akan berubah menjadi kebencian" (Dee)
Jadi jangan sungkan memberi!!
Jumat, 10 Desember 2010
Membuat (ku) Jatuh Cinta
Untuk Suamiku (Kelak), Ayah dari anak-anakku
Bukan hal yang sulit untuk membuatku jatuh cinta kepadamu, tak perlu kau menjadi seorang pangeran berkuda putih ataupun menjadi seorang malaikat sempurna tak bercela. Aku akan mencintaimu dengan semua kekuranganmu karena aku tahu akupun tak sesempurna yang kau mau.
Sayangku, tahukah kamu. Hanya dengan mengajakku menyusuri pantai dan mengenggam tanganku aku akan jatuh cinta kepadamu
Menikmati senja bersamaku sambil melihat kawanan burung mencari makan akan membuatku jatuh cinta
Melihat konstelasi bintang dan bernyanyi untukku akan membuatku jatuh cinta
Mengecup keningku dan mengucapkan selamat pagi akan membuatku jatuh cinta
Mudah bukan, tak perlu kau keluarkan banyak usaha untuk membuatku jatuh cinta
Buatlah aku merasa istimewa, yakinkan aku tentang pilihanmu
Jadikan aku merasa cantik karena dirimu dan berkatalah lembut padaku. Maka aku akan membasuh kakimu dan memelukmu erat.
Membuatkan secangkir teh untuk menghangatkan harimu, duduk di sampingmu dan mendengarkan ceritamu.
Karena kamu yang membuatku menunggu di rumah. Menanti tiap waktu dengan kerinduan
Menunggu telponmu saat kau berada jauh dari jangkauanku
Mengucapkan selamat tidur sambil saling mendoakan
Karena kamu, belahan hatiku
Tahukah kamu, bahwa perempuan begitu suka dimanja. begitupun aku. Maafkan aku jika aku bermuka masam. Maklumi aku. Beradalah di dekatku saat itu terjadi. Peluk saja. Karena mungkin hanya itu yang aku butuhkan. Buat aku tertawa. Karena itulah alasanku jatuh cinta kepadamu.
Ingin menghabiskan hidup berbahagia denganmu
I LOVE YOU
Rabu, 08 Desember 2010
(Sebaiknya) Kau Pergi
Sepertinya kau lupa pada semua yang baru saja kau janjikan padaku tadi sore. Katanya kau akan menghampiriku dan menyapaku kembali. Aku menunggumu, sambil menghitung jejak pasir yang tertinggal di sepatuku. Belum juga hilang bau asin air laut di jaketku kau sudah menghilang seperti hantu.
Laut, kau hampiri pasirku. Kau janjikan kan datangi ia. Tahukah kamu, pasir tak terbiasa dengan janji. Ia akan baik-baik saja meski kau tak menepati janji. Ia sudah terbiasa mengering. Satu janji yang ia percaya, angin kan membawanya pergi.
Jangan berjanji jika kau tak au tinggal. Sebaiknya kau pergi sebelum kau menoreh luka baru disini. Kami bukan orang yang cukup hebat untuk bertahan dengan semua luka. Kami sedang menunggu angin yang kan datang. Membawaku dan pasirku.
Terimakasih sudah menemaniku,
Minggu, 05 Desember 2010
Lautku
Aku tersentuh saat kau mendendangkan lagu itu untukku,
Maaf sepertinya aku terlambat menyadarinya, menyadari hangatnya keberadaanmu di sampingku.
Menemaniku sambil mendengarkan deburan ombak.
Dan kaupun bernyanyi
Seperti hembusan angin yang melingkupiku
Dan hangatnya kecupan mentari di keningku
Sayangnya, aku baru merasakannya sekarang
Saat kau menghilang
Kau bilang, lihatlah bintang jika ku merindukanmu
Namun itu tak cukup, menginginkan kamu yang berada di sampingku
Meski harus membayar mahal
Terimakasih bersamaku saat itu
*Saat melihat senja sendiri dan melihat laut yang pergi
Sabtu, 04 Desember 2010
Senja dan Samudera
Dan kamupun beranjak pergi, entah kenapa ada yang mencelos disini
Ingin menahanmu namun kau memang harus pergi.
Kenapa kau harus membiasakan keberadaanmu di sampingku
Menemaniku mendengarkan alunan ombak dan menikmati senja
Dan kau katakan aku pasti akan mengingat setiap waktu yang ku habiskan bersamamu
Ku pastikan itu wahai penguasa laut,
Aku akan mengingat hembusan angin yang memisahkan kita
Deburan ombak yang bernyanyi atas nama kita
Atau canda burung yang mencari makan waktu sore
Meski kau pergi, dan aku bersama dengan ia yang ditakdirkan untukku
Kamu dan senja, dominasi unik yang menemaniku disini
Tak perlu rasa sesal karena semua indahnya
Saat kau bersandar, mungkin kau akan lupakanku
Menemukan pijakan baru
Saat ku kembali mungkin ku kan bertemu dengan ia yang kan menemaniku
Tapi kamu adalah satu bagian tak terbatas
Luas seperti lautan
Indah seperti senja
Keras seperti karang
Lembut seperti hembusan angin
Terimakasih sudah menemaniku
Meski hadirnya membawa perih yang lain
Langganan:
Postingan (Atom)