Sabtu, 03 September 2011

Berburu Emas


Hidiiiiiiihhh kayak judul komik Donal Bebek waktu ekspedisi ke Machu Pichu ya. Hmm, ya sebagai salah satu tugas kepulangan cuti ini dalah untuk berburu emas. Seperti yang sudah disepakati beberapa bulan lalu dengan abang mahar yang sudah disepakati adalah emas. Kenapa emas, berdasarkan pemikiran saya yang sanagat menyukai bisnis dan tidak suak membiarkan segala-sesuatu yang berdaya guna menganggur maka saya pilih emas. Dengan perhitungan emas itu harganya naik terus dan yang pasti ini murni loooooohhh 24 karat. Jadi harapannya cinta yang diberikan oleh abang itu semurni 24 karat. Ckckck,…. Menuliskannya sih gampang tapi untuk mendapatkannya ternyata tidak semudah itu.

Karena gak pernah beli-beli emas cukupnge blank waktu mesti beli emas batangan ini. Kalo di Jakarta sih enak, jelas ada ANTAM sebagai penyalur murni emas batangan. Terprovokasi oleh harga emas yang setiap hari berubah maka aku dan abang memutuskan untuk membeli emas secepatnya. Terakhir kali kami tahu harga emas adalah 490k, saat sampai Jogja info terakhir adalah 520k. Dengan sigap sebelum naik lagi aku memutuskan untuk membelinya. Ada 10 tempat untuk membeli emas batangan. Beberapa yang kuingat adalah Toko emas Semar, Toko emas Kranggan dan BRI Syariah.

Aku memutuskan untuk membeli di bank dengan alasan lebih aman, saat pertama kali ke sana ternyata kami sudah terlambat karena pelayanan gadai emas dan jual belinya sudah tutup sejak pukul 13. Disarankan oleh petugas security-nya untuk kembali besok pagi. Esok harinya, aku dan ibu kembali ke bank tersebut, sudah antri dari jam 8 dan saat berhasil mendapatkan antrian sang pelayan jasa bilang harga emas baru keluar sekitar jam setengah 11. # Haduuuuhh mbak, saya sudah antri hamper 2 jam looh. Karena ibu ada acara lain jadi aku harus mulangin ibu dulu, aku juga sudah ada janji temu dengan dua sahabatku Digna dan Winda yang akan menemaniku ke salah satu vendor Rias Pengantin.

Pukul 11 aku kembali ke bank tersebut dengan mereka, saat itu sudah semakin banyak orang yang mengantri. Aku ke teller dan bertanya apakah pembelian emas sudah bisa dilakukan. Beliau bilang sudah… Oke baiklah mari kita mengantri layaknya orang Indonesia yang baik. Keanehan mulai terjadi karena ternyata nomer antrian yang ada itu berulang dan tidak jelas. Aku mendapat no antrian 1, dengan asumsi kartu yang terakhir adalah no 24. Karena sudah masuk nomer antrian 17 aku berasumsi tidak akan lama. Tapi ternyataaaaaa setelah 2 jam berlalu tanpa mendapatkan penjelasan dan mulai kesal karena ternyata nomer antrian itu sampai nomer 45.

Anehnya adalah ada beberapa konsumen yang bisa maju terlebih dahulu. Oh my…. Keseeel, ujian mau nikah kayaknya ini. Aku maju dan bertanya pada sang penyedia jasa apa kabarnya dengan kebutuhan saya untuk membeli emas itu setelah sukses membuat para security merasa jengah dengan pertanyaan2 kami. Dan finally si penyedia jasa bilang emas ANTAM tidak ada karena habis. Ya Allaaaahhh, sabar-sabar. Malah beliau bilang “Mbak, kenapa gak dari tadi, tapi adanya emas local..”
Hulaa, baiklah… mari segera pergi dari sana sebelum meledak. Alhamdulillah ada ibu2 yang kasih saran aku ke Toko Mas Semar aja, karena kalo toko yang satunya lebih mahal. Yah akhirnya kami bergerak ke Toko Mas Semar di Jalan Solo, dengan sedikit kesal. Tapi Alhamdulillah disana pelayanannya cepat dan memuaskan. Taraaaa….. this is my mahar. Ternyata maharnya mungil sekali. Hehehe. (Tugas pertama selesai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar